Pemkab Siapkan Biaya Tak Terduga Darurat Bencana, Dari Rp10 M Baru Cair Rp300 Juta

Pemkab Siapkan Biaya Tak Terduga Darurat Bencana, Dari Rp10 M Baru Cair Rp300 Juta

CIREBON- Anggaran biaya tak terduga (BTT) darurat bencana Kabupaten Cirebon, nilainya sekitar Rp10 miliar. Dari total anggaran tersebut, BPBD baru mencairkan anggaran sebesar Rp300 juta untuk penanganan darurat bencana banjir yang terjadi beberapa hari lalu di 13 kecamatan di Kabupaten Cirebon.

Pengakuan itu disampaikan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, H Eman Sulaeman saat ditemui Radar Cirebon, kemarin (19/2). Menurut Eman, pencairan anggaran BTT untuk penanganan darurat bencana yang terjadi di wilayah barat, tengah dan timur Kabupaten Cirebon.

\"\"

“Kemarin kan banjir besar di Susukan, Suranenggala, Plered, Pabedilan serta Ciledug. Kita sudah ajukan pencairan BTT untuk penanganan darurat bencana tahap pertama, besarannya sekitar Rp300 juta,” ujarnya.

Eman menjelaskan, tanggap darurat yang terjadi saat ini adalah tanggap darurat pertama. Merujuk pada kejadian tahun lalu, untuk tanggap darurat bencana bisa terjadi sampai tiga kali.

“Beberapa hari yang lalu saya langsung menghadap Bupati untuk meminta tanda tangan pencairan BTT. Penanganan darurat bencana memang harus segara dilakukan. Tidak bisa menunggu lama, langsung kita distribusikan untuk penanganan,” imbuhnya.

Menurut Eman, sejumlah wilayah terdampak banjir pada tanggap darurat bencana kemarin, adalah wilayah Kecamatan Mundu, Kedawung, Susukan, Ciledug, Suranenggala, Pasaleman, Plumbon, Gunung Jati, Arjawinangun, dan Pabedilan. Wilayah-wilayah tersebut yang saat ini mendapatkan prioritas untuk penanganan tanggap darurat dan pencegahan bencana.

“Kita berikan bantuan untuk korban terdampak di 13 kecamatan tadi. Selain itu, kita juga inventarisir persoalan yang ada yang menyebabkan banjir, agar bisa diminimalisir dan diperkecil potensi bencananya,” jelasnya.

Bencana banjir yang terjadi saat tanggap darurat bencana tahap pertama, menurut Eman, berdampak pada 9.569 rumah, 25.568 jiwa dan 10.292 KK.

Sementara itu, Kuwu Desa Ciledug Kulon, Wawan Hernawan kepada Radar Cirebon mengatakan, penyebab banjir yang terjadi di Ciledug beberapa waktu lalu, akibat air dari Sungai Cisanggarung yang masuk ke pemukiman karena banyaknya klep yang tidak berfungsi.

“Di Ciledug Kulon ada 2 klep yang tidak berfungsi. Di Ciledug Wetan ada 1 klep yang rusak dan satu saluran air tanpa klep. Di Jatiseeng Kidul ada 3 klep yang tidak berfungsi. Ini yang menjadi penyebab utama banjir kemarin. Selain curah hujan tinggi,” bebernya.  (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: